Jumat, Februari 12, 2010

JAMSOSTEK TINGKATKAN LAYANAN PUBLIK MELALUI CORPORATE IDENTITY

Jakarta, 12/2/2010 (Kominfo-Newsroom) – Guna meningkatkan pelayanan yang prima dan optimal terhadap peserta jaminan sosial tenaga kerja, PT Jamsostek melakukan perbaikan layanan publik dengan membentuk identitas perusahaan (corporate identity) yang seragam di seluruh Indonesia.

Menurut Direktur Utama PT Jamsotek (Persero) Hotbonar Sinaga dalam diskusi Profesionalisme Karyawan Jamsostek dan Kualitas Layanan Publik di Hotel Maharani, Jakarta, Jumat (12/2), salah satu bentuk identitas perusahaan yang seragam itu adalah dengan membangun kantor-kantor Jamsostek yang sama sebagaimana bangunan fisik kantor-kantor bank.

Dengan membentuk corporate identity, diharapkan dapat mengoptimalkan layanan prima kepada semua stake holder kami, khususnya peserta jamsostek, katanya.

Ia mengatakan bahwa upaya berbagai perbaikan dalam layanan publik akan dilakukan secara berkesinambungan, hal ini karena untuk meningkatkan kualitas dan mutu layanan memerlukan langkah-langkah yang terus menerus.

Peningkatan kualitas layanan juga dimaksudkan untuk menambah jumlah kepesertaan jamsostek, katanya.

Dikemukakan, hingga Januari 2010, peserta jamsostek yang aktif di seluruh Indonesia sebanyak 8,3 juta orang, sedangkan peserta yang terdaftar mencapai 27 juta orang.

Hotbonar menyatakan, walaupun PT Jamsostek telah mendapat penilaian tinggi sebagai institusi terbaik dalam soal integritas terkait pelayanan publik berdasarkan survei Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), namun perusahaan BUMN yang dipimpinnya akan terus meningkatkan kualitas layanan publik.

Penghargaan yang diperoleh menunjukkan bahwa penyelenggaraan program jaminan sosial bagi tenaga kerja sudah berada di jalur yang tepat, katanya.

Ia menambahkan, meskipun PT Jamsostek merupakan BUMN yang bergerak di bidang keuangan, namun sebenarnya juga mengurusi hal-hal yang sangat riil, yaitu melayani 8,3 juta peserta aktif jamsostek.

Seringkali publik mengidentikkan perusahaan ini terlalu banyak bicara soal berinventasi, padahal sesungguhnya kami juga ingin berbicara mengenai pelayanan maupun kepesertaan, katanya.

Mengenai kesiapan SDM Jamsostek dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan, ia mengakui harus segera meningkatkannya sesuai standar yang telah ditentukan.

Dijelaskan, tugas memberikan pelayanan itu sulit, karena itu pihaknya akan melakukan berbagai penyempurnaan dalam penerimaan pegawai (rekrutmen) serta memberikan berbagai pelatihan kepada pagawai Jamsostek.

Hotbonar mengatakan, akhir tahun 2009 lalu perusahaannya telah melakukan rekrutmen SDM untuk para front liner di kantor-kantor cabang yang ada di Kanwil VII dan VIII.

Kami menerima 111 pegawai frontliner . Mereka diharapkan menjadi cikal bakal dan menjadi embrio atau contoh dari orang-orang yang diandalkan dalam memberikan pelayanan, katanya.

Mereka, katanya, telah menjalani seleksi penerimaan pegawai dengan baik, dan akan menjalani berbagai tempaan pelatihan sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik.

Hal senada dikemukakan Direktur Umum dan SDM PT Jamsostek Djoko Sungkono. Menurutnya, profesionalisme harus dijalankan oleh pegawai Jamsostek di 121 kantor cabang, delapan kanwil dan kantor pusat sesuai tugas dan tanggung jawabnya serta menurut aturan main, moralitas dan nurani.

Seluruh pegawai jamsostek, katanya, setelah melalui seleksi penerimaan, harus menjalani berbagai pelatihan yang dibutuhka, katanya.

Sementara itu pada kesempatan sama, Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Mathias Tambing mengatakan, serikat pekerja kesulitan melakukan pendataan dan pantauan.

[Via]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar