Senin, Oktober 18, 2010

Pocong JAMSOSTEK

Ini yang nulis Adhitya Mulya penulis yang punya suamigila.com, bukan gw...sumpeh! Judul aslinya sich Pocong 23. Lucu apa nggak...baca aja dech sendiri!

Jadi ceritanya gua baru sign up ke www.facebook.com. Di sana gua hook up sama temen gua orang sinemart yang jadi produser Pocong #2. Dalam statusnya dia bilang "can't wait to hear Pocong #3 scoring!!" Weleh, pikir gua, ternyata pocong udah mau dibuat threequelnya.

Gak banyak film yang selamet dibikin threequelnya. Kalo gak filmnya yang lama-lama gak laku, bintangnya yang lama-lama loyo. Liat Jurassic Park. Atau liat Rocky yang same dibikin #6-nya. Gila tu orang udah jadi aki-aki padahal baru #6 doang. Gua kebayang kalo sampe pocong dibikin film ke #23-nya.

"aaaaaaaaaaaand cut!" kata sutradara pocong #23. "Kita break makan siang dulu ya."
Si pocong yang beneran tertatih-tatih berdiri.
"Sut..." kata pocong, manggil sutradara, "Gua cabut dulu ya. Gua sekalian makan siang di luar"
"Ih kemana? Lu gimana sih! Gua mau syuting ngebut nih. Gaya amat lunch di luar segala. Inget lu jadi pocong udah jadi aki-aki. Itu orok udah gua sediain. Susah tauk nyari orok!"
Pocong jutek. "Ih masak gua keluar sebentar aja gak boleh?!"
"Lu mau apa? Tu liat di balik pu'un!" Keduanya menoleh ke pohon angker di setting syuting. Ada banyak pocong beneran ngintip dan langsung pura-pura sibuk sendiri. "Ada banyak pocong muda yang mau gantiin lu dengan bayaran lebih rendah. contohnya: orok sapi. Gak kayak elu mintanya orok manusia mulu. Kirain nyari orang beranak gampang apa?"
"Ye, bukannya belagu. Ini gua mau ngurusin jamsostek gua. Ntah kenapa gak cair bulan kemarin. Istri gua juga kan mesti belanja."
"Ya udah sana. 1/2 jam ya."
"Lu tega deh. Ini gua kan udah tua, gua lompat aja beser."
"Ya udah sana!"

30 menit kemudian, sesampainya di gedung jamsostek, Pocong masuk dengan melompat-lompat. Dia mengambil kartu tunggu dan duduk di sebelah jin tomang dan kuntilanak.
"Eh kunti. apa kabar?"
"Baek mas."
"Gak bunuh orang hari ini kun?"
"Gak. Lagi puasa."
"Oh pantes. Jamsostek lu gak cair ya?"
"Iya nih bete. Secara gua janda, ini pemasukan gua satu-satunya. Pemerintah makin gak beres aja."
Pocong teringat akan sesuatu. "Eh iya, gua janjian sama suster ngesot. Bentar gua telfon dulu."
"Halo, Sus? Lu di mana?"
"Aiyya, wo balu belok masuk thamlin aah."
Pocong bingung, dia berbisik pada kunti. "Kun, sejak kapan suster ngesot jadi cina?"
"Heh? cina? Dia kan kebumen."
"Sus, lu kenapa?"
"Ni ya wo kasih tau. Wo barusan makan orang cina. Makanya jadi gini wo punya omongan."
"Ya elah. Oh iya. balik ke topik semula. Gua mau nanya aja. LO KE SINI GIMANA? MELATA APA? LAMA AMAT?"
"Aiyaaa. WO KAN NGESOT! Udah ah berisik lu orang!"
-Klik-

Pocong terduduk dengan lesu di samping kunti.
"Jaman sekarang udah beda ya. Kun."
"Iya."
"Jaman dulu orang ngeliat kita, jerit-jerit. Sekarang, kita diperdubak jadi insan perfilman yang dibayar gak seberapa."
"Padahal semua film horor box office tuh."
"Iya. Sekarang kita bunuh orang gak seru lagi."
"Iya. Eh gini aja. kita ke atas gedung, trus jorokin yuk. Untuk seneng-seneng aja." ajak kunti.
"Ayo ayo!" mereka segera beranjak.
"Tapi pelan-pelan. Asam urat."
Di atas gedung mereka berpapasan dengan pegawai kantoran dan segera menakut-nakuti orang itu. Orang itu bereaksi dengan penuh logika dan logikanya berkata bahwa penyelesaian terbaik dari bertemu setan adalah melompat dari gedung.

Tak setelah setelah orang tu mejret kemana-mana di lantai dasar, pocong dan kunti kembali ke kantor jamsostek. Mereka senang. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama mereka membunuh untuk senang-senang lagi. Sesampainya di kantor jamsostek. Mereka bertemu dengan suster ngesot yang sekarang lebih pantes disebut nenek-ngesot.
"Dih, tampang lu jutek bener. Kayak yang baru makan orang jawa aja."
"BT nih. Jamsostek tutup."
"Kenapa?" tanya mereka.
"Kepala cabangnya baru lompat dari gedung. Jamsostek tutup sampai pengumuman selanjutnya." Nenek-ngesot menggedor-gedor jendela "LU KIRA GAMPANG AJA NGESOT RAGUNAN-THAMRIN!???????????? KUNYUK!"
Pocong dan kunti saling bertatapan.

This is definitely not their day.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar